Edi Purwanto Trace

Save the Freedom Thoughts

Kontruksi Kebenaran tentang Dampak Merokok

Posted by Edi Purwanto pada Januari 28, 2009

Oleh : Edi Purwanto
Baru-baru ini muncul diskursif dipermukaan bumi Indonesia ini tentang haramnya merokok. Betapa naifnya lembaga resmi agama dari opemrintah yaitu MUI hanya mengurusi masalah sepele seperti ini. Untuk mengupas lebih jauh tentang keberadaan rokok dan bagaimana sebenarnya kontruksi kesehatan atas rokok itu di ciptakan mari kita ulas lebih detil dalam tulisan ini.
Sejarah Rokok
Jauh sekitar 200 sampai 300 tahun yang lalu rokok sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Pada sekitar tahun 1700-an merokok masih menjadi kebiasaan para bangsawan dan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Pada waktu itu orang masih menyebutnya sebagai dry drunkenness (minum angin).  Kebiasaan orang-orang waktu itu minum kopi sehingga ia memaknai rokok dengan Dry Drunkennes. Mereka beranggapan bahwasanya merokok sama halnya dengan minum kopi.Pada abad ke-17 sampai dengan sekitar abad ke-18, merokok masih menggunakan pipa. Kemudian bergeser menjadi cerutu sekitar paruh pertama abad ke-19 dan selanjutnya pada pertengahan akhir abad ke-19 rokok berubah menjadi cigaret seperti yang kita lihat sekarang ini. Pada pergeseran bentuk rokok ini menurut Wolfgang (1941) tidak lepas dari pengaruh arus modernisasi. Sebelum arus modernisasi bergejolak orang masih menggunakan rokok cerutu. Mereka beranggapan bahwa dengan rokok cerutu, mereka bisa menikmati rokok dengan waktu yang lama dan dengan rasa yang sangat berbeda.

Pada zaman modern kehidupan manusia sudah ditentukan oleh waktu. Orang tidak bisa lagi menikmati rokok dengan tenang dan santai. Manusia dituntut untuk harus sesuai dengan kemauan produksi. Manusia seolah-olah sudah menjadi mesin yang bisa digerakan kemana saja sesuai dengan keinginan yang menggerakan. Dengan waktu yang begitu sempit orang tidak sempat untuk membikin cerutu sehingga perlahan-lahan orang mulai mengkonsumsi rokok dalam bentuk cigaret. Dalam bentuk ini orang tidak perlu lama-lama membuang waktunya hanya untuk merokok. Untuk memudahkan orang dalam mengkonsumsi rokok para perusahaan rokok membuatnya dalam bentuk cigaret. Mereka menjual dalam bentuk bungkusan supaya mudah dan nyaman untuk dibawa kemana-mana.

Dahulu bagi wanita merokok merupakan sebuah perlawanan kepada kaum pria. Pada paruh pertengahan abad ke-19, merokok bagi kaum perempuan merupakan sebuah simbol perlawanan bagi kaum perempuan. George Sand dan Lola Montez merupakan tokoh yang mempelopori gerakan emansipasi wanita di Jerman pada waktu itu. Mereka menginginkan adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam merokok. Berawal dari itulah perempuan diperbolehkan merokok hingga sekarang.

Mengapa Orang Merokok?
Lingkungan memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan perilaku merokok pada anak. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang bisa dibangun lewat pengaruh lingkungan maupun diri sendiri. Kebiasaan merokok disebabkan karena iseng, ikut-ikutan teman, atau faktor dari keluarga. Dalam pergaulan dengan lingkungannya menurut Gerungan (2002) orang akan lebih cenderung menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Orang tidak akan mampu memaksakan lingkunganya sesuai dengan dirinya. Skinner ahli psikologi behaviorisme membuktikan bahwa lingkungan memiliki pengaruh sekitar 75 % dari terbentuknya perilaku anak.

Berawal dari iseng-iseng inilah lama-kelamaan orang menjadi kecanduan merokok. Pada awalnya orang merokok memang terasa tidak nyaman dan sangat menganggu, akan tetapi setelah lama ia merokok maka ia menjadi kecanduan. Biasanya orang merokok karena ikut-ikutan dan coba-coba merasakan rokok pemberian dari teman-temanya. Dengan sekali mencoba dia tidak akan merasakan nikmatnya merokok. Setelah sekian kali ia merokok, maka ia akan menjadi kecanduan terhadap rokok.

Bagi orang yang memiliki kebiasaan merokok, pasti akan mengatakan bahwa merokok memiliki kenikmatan tersendiri. Kebanyakan orang mengatakan bahwa dengan merokok ia bisa menjadi tenang. Ketika orang memiliki banyak permasalahan, maka kebanyakan orang melarikan dirinya pada rokok. Dengan merokok ia mampu berfikir dengan rileks, santai dan penuh perasaan. Bahkan dengan rokok pula orang akan merasa tenang dalam hidupnya. Ada sebagian orang yang masih menyisakan waktu khusus hanya untuk menikmati rokok. Ada sebagian yang mengatakan bahwa tanpa merokok dia tidak bisa berbicara di depan publik. Ini berarti bahwa merokok juga bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

Dengan merokok orang mampu mengendalikan emosinya. Ketika orang marah-marah atau memiliki tekanan darah tinggi, ataupun orang yang mengalami stress berat biasanya akan lebih banyak mengkonsumsi rokok sebagai penawarnya. “Kenikmatan dan dan kenyamanan dalam merokok bisa disebabkan karena kandungan nikotin yang ada didalamnya. Kandungan nikotin ini akan memberikan stimulasi pada susunan syaraf pusat, sehingga orang akan selalu merasakan kenikmatan ketika menghisapnya”, begitu ungkapan dari Dokter Nalini Muhdi Agung (Surabaya Pos, 11 September 1994)

Pengaruh modernisasi menggeser makna merokok bagi perempuan. Rokok yang dahulu dimaknai sebagai simbol dari perlawanan perempuan kini dimaknai berbeda. Bagi wanita zaman sekarang, merokok merupakan salah satu cara untuk melangsingkan tubuh. Menurut berbagai penelitian yang telah dilakukan, merokok dapat mengurangi nafsu makan. Selain itu merokok juga bisa memperlancar metabolisme dalam tubuh.  Sehingga seringkali alasan ini dijadikan sebagai alat legitimasi bagi perempuan untuk merokok.

Di Indonesia merokok masih merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Dari berbagai kalangan di Indonesia masih menganggap bahwa rokok merupakan bagian dari kehidupanya. Terutama bagi laki-laki, merokok merupakan kebuthan sehari-hari yang tidak pernah bisa dilewatkan begitu saja. Sebuah panelitian yang dilakukan pada tahun 1994 membuktikan bahwa di Bandung diperkirakan hampir 48 hingga 98 % laki-laki merupakan pecandu rokok. Sedangkan perempuan yang merokok mencapai 2 hingga 10 % dari penduduk Bandung. (Pikiran Rakyat, 8 September 1994) Dari penelitian ini menunjukan bahwa sebenarnya peminat  rokok di Indonesia sangatlah banyak.

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yag sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia. Diberbagai  wilayah nusantara dari perkotaan sampai pedesaan, dari anak-anak sampai orang tua, dari laki-laki sampai perempuan semuanya menjadi perokok berat. Anak-anak sekolahan yang seringkali kita lihat dijalanan juga sudah tidak lepas dengan rokok ditanganya. Para petani yang adalah disawah juga tidak lepas dari merokok. Rokok seolah-olah tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Disiplin Pengetahuan Tentang Dampak Rokok
Dampak dari merokok sangat merugikan baik bagi para pengguna maupun  lingkungan yang ada disekelilingnya. Dari kasus kematian yang ada di dunia penyebab utamanya adalah rokok. Dari laporan sebuah lembaga yang bernama Morality From Smoking And Develupment Countries menyebutkan bahwa 3 juta orang dari berbagai kawasan dunia akan meninggal setiap tahunya dikarenakan asap rokok. (Kompas 21 September 1994) WHO melakukan penelitian dampak merokok di negara Maju dan negara berkembang. Dari hasil penelitianya menyebutkan bahwa tembakau menewaskan 60 orang dinegara maju. Sedangkan dinegara berkembang tembakau menewaskan sekitar 40 juta orang setiap tahunya. Kematian ini lebih banyak terjadi pada orang-orang usia tengah baya. (Kompas, 21 September 1994)

Disinyalir bahwa darah balita dari ibu perokok mengandung nikotin. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Dr. Federica dari Columbia University School of Publik Healt membuktikan bahwa merokok dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi bayi. Hal ini dipertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh The International Herald Tribune yang mengungkapkan bahwa bahan-bahan karsinogenik akibat rokok berpotensi sebagai pencetus kanker dan sangat mengganggu kesehatan masyarakat. Komponen hidrokarbon yang terdapat pada asap rokok merupakan pemicu utama terjangkitnya penyakit kanker. Hasil tes darah menunjukan bahwa anak-anak yang ibunya tidak merokok, Poliaromantik Hidrokarbon terhadap anaknya hanya 15 %. Sedangkan pada anak-anak yang ibunya hanya sekali-kali merokok 18 % dan pada anak-anak yang ibunya perokok berat mencapai 0,35 %. (Surya, 29 September 1994)

Merokok bisa menyebabkan penyakit bronkitis kronis. Bronkitis kronis merupakan penyakit yang berupa batuk-batuk yang terjadi hampir setiap hari yang disertai dahak, menurut Dr. Edi. S Soeria Soemantri batuk ini akan terjadi berulang-ulang. Dalam setiap tahunya sekurang-kurangnya terjadi 3 bulan berturut-turut. Penderita batuk bronkitis rata-rata laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok yang cukup berat.

Secara tidak langsung pemerintah memberikan larangan untuk tidak merokok terlebih pada usia tengah baya. Lebih lanjut WHO menyebutkan bahwa rokok merupakan sebab utama timbulnya penyakit bronkitis kronis dan erufisema paru atau penyempitan saluran nafas menetap. Sehingga penderita akan mengalami sesak nafas yang lebih berat dan menetap. (Pikiran Rakyat, 8 September 1994)

Bagi perempuan merokok memiliki dampak yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Selain dapat mengakibatkan serangan jantung dan paru, juga bisa mengakibatkan kanker leher rahim, esteoporosis, kerut-kerut pada kulit dan dapat menimbulkan manupose yang lebih dini. Wanita sangatlah mungkin untuk menerima akibat buruk semacam ini karena ukuran paru-paru wanita lebih kecil jika dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian yang dilakukan di Jepang menyebutkan bahwa ibu rumah tangga yang tidak merokok akan tetapi bersuamikan perokok mempunyai peluang 2 kali lebih tinggi mengidap penyakit kanker jika dibandingkan dengan yang tidak merokok. (Bali Pos, 25 September 1994)

Sebenarnya awal dari larangan merokok dari pemerintah adalah ketika ada isu yang dihembuskan dunia internasional. Isu ini berhubungan dengan rokok dan kesehatan yaitu SHI (Smoke And Health Issues). Kemudian STIR (Satuan Tugas Industri Rokok) melakukan counter terhadap isu itu. Dari hasil yang ditemukan oleh Prof. Dr Asikin Hanafi menyatakan bahwa rokok bukanlah satu-satunya yang menyebabkan penyakit. Penyakit bisa disebabkan oleh pengonsumsian makanan-makanan tertentu selain rokok. Meskipun demikian pabrik rokok nasional masih memiliki kesepakatan bersama untuk mencantumkan label yang bertuliskan “Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensidan Gangguan Kehamilan Dan Janin” pada setiap bungkusnya. Hal ini dilakukan hanya untuk memanipulasi fihak-fihak lain yang ingin menghembuskan isu serupa.(Jawa Pos, 14 September 1994)

Penyakit Akibat Rokok Adalah Kostruksi Pengetahuan
Sebenarnya hubungan asosiatif antara asap rokok dengan kematian sudah diisukan sejak tahun 1950-an, (Surabaya Post, 11 September 1994) tetapi laporan yang memantau sejuta perokok selama beberapa tahun dan telah mengeluarkan statistik kematian global itu tidak mengungkapkan data baru yang mengejutkan. Isu yang dihembuskan ternyata tidak pernh digubris oleh para pecandu rokok. Bahkan jumlah perokok kian tahun semakin meningkat drastis. Kebiasaan mulai bergeser dari kalangan orang tua menjadi kebiasan anak-anak dan remaja. Bahkan yang paling lucu hari ini banyak sekali perempuan yang merokok. Hal ini membuktikan bahwa isu-isu yang dibangun atas nama pengetahuan, disiplin kedoktetan dan disiplin ilmu yang lain tidak mampu mengurangi peminat rokok secara drastis.

Dampak-dampak merokok sebenarnya merupakan kontruksi yang dilakukan oleh disiplin ilmu pengetahuan. Penilaian tentang dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pecandu rokok bukanlah merupakan diagnosa dan penelitian yang sifatnya obyektif, melainkan ada unsur-unsur subyektif yang mempengaruhinya, serta ada unsur kepentingan yang ada didalamnya. Dokter melalui otoritas keilmuanya mencoba untuk mengontrol, mengawasi, dn menentukan kehendak terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan oleh rokok. Seorang ilmuwan melakukan penelitian juga tidak lepas dari subyektifitas dirinya dan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Sampai hari ini belum ada dampak yang signifikan dari rokok terhadap kesehatan. Tidak semua orang yang merokok sakit jantung dan meninggal.

Dalam hal ini, kuasa pengetahuan memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam rangka merepresi hasrat manusia. Dalam hal merokok ini menurut saya ada tiga fihak yang memiliki kuasa atas dampak yang ditimbulkan oleh rokok. Disiplin pengetahuan kesehatan, para dokter dan negara merupakan institusi yang sangat berpengaruh dalam menentukan dampak-dampak dari rokok yang berhubungan dengan kesehatan. Dampak dari rokok oleh mereka diisukan sedemikian rupa, hanya untuk memenuhi keperluan praktik-praktik mereka.

Namun keputusan untuk merokok atau tidak itu tetap berada pada anda sendiri…

Tulisan ini diambil dari http://puspek-averroes.org

10 Tanggapan to “Kontruksi Kebenaran tentang Dampak Merokok”

  1. anto said

    SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT…..MENURUT SAYA…OLAH RAGA JAGAN DI LUPAKAN UNTUK KESEIMBANGAN DARI ROKOK…..DAN KITA JUGA MEMBANTU PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA SUDAH RIBUAN JUTA KARYAWAN PABRIK ROKOK…UNTUK DI BERI MAKAN.

  2. anto said

    BURUH LINTING ROKOK MENCAPI JUTAAN ORANG KHUSUS WANITANYA..DAN MAKA ITU KREATIFITAS KITA PRODUKSI HARUS DI TINGKATKAN UNTUK MEMBUKA LAHAN PABRIK ROKOK YANG BARU DAN TUTUP LOKALISASI DOLLY PARA PSKNYA DI REKRUT JADI BURUH LINTING ROKOK ADALAH HAL YANG BAIK. PERLU DI UTAMAKAN DAN DI GANTI PABRIK ROKOK YANG BESAR SE ASIAN TENGARA …SETUJU…!!!!!!

  3. frammy latupeirissa said

    … solusi adalah jalan tengah dalam melihat masalah merokok…

    dan menurut saya rokok cukup dijadikan sebagai suatu yang hanya berbentuk suatu yang yang bukan keharusan dalam keseharian manusia….!!!!!

    karena kasihan sama peroko pasif 😦

  4. Fauzie MH said

    SETUJU!

    Perokok pasif yang paling menderita akibat ulah perokok aktif.

    Bila dalam 1 keluarga ada seorang yang suka merokok di dalam ruangan, maka satu keluarga akan terkena dampaknya.

  5. Hindari rokok

  6. hafidz said

    makasi kk atas postingannya

    sukses terus untuk blognya,,
    tp kok kayaknya udah lama terbengkalai y ini blog?
    ayoo kk ramein terus dunia blog INDONESIA

    chearss

    • terimakasih atas kunjunganna ya…
      salam balik dech, oya emang udah lama banget blog ini tidak tersenttuh olehku
      akhir-akhir ini sja saya mencoba membuka kembali dan mentorehkan beberapa ide ke dalamnya

      CU

Tinggalkan Balasan ke Edi Purwanto Batalkan balasan